Minggu, 11 April 2010


I. Sejarah singkat Pesantren Al-Mahalli
Pesantren Al-Mahalli merupakan bentuk kebangkitan kembali dari pesantren yang pernah didirikan oleh AlMaghfurlahu Kyai Muhammad Mahalli Bin Abdullah Umar di Dusun Brajan Desa Wonokromo Kecamatan Pleret Kabupaten Bantul Daerah Istimewa Yogyakarta pada tahun 1937 M, yang pada saat zaman colonial Belanda Pesantren pernah dibumihanguskan. Putra Almarhum bernama Ahmad Mudjab Mahalli yang lahir pada tanggal 25 Agustus 1958 mulai merintis kembali Pesantren ini, dan pada tanggal 10 Oktober 1982 resmilah berdiri Pesantren Al-Mahalli setelah putra Almarhum menyelesaikan belajarnya di pesantren Salafiyah banjarsari Tempuran Magelang.
Berawal dari pengajian selapanan (35 hari) dan pengajian keliling di berbagai desa, kemudian atas dukungan dari masyarakat berdirilah sebuah Pondok Pesantren (Islamic Boarding School) dengan asrama yang permanent meskipun masih sederhana.
Akhirnya, pucuk dicinta ulam tiba, anak-anak muda dari berbagai daerah dan pelosok desa yang umumnya dari golongan ekonomi lemah berdatangan dengan maksud yang sama, yakni menjadi santri dan tinggal (mondok) di Pesantren Al-Mahalli.
Kini dengan jumlah santri tetap sebanyak 450 orang, 350 orang diantaranya tinggal di Asrama, kegiatan Pesantren Al-Mahalli semakin padat dan diikuti oleh berbagai kalangan. Meningkatnya keperluan dakwah dan makin bervariasinya segmen masyarakat yang perlu dilayani serta tambahnya bidang garap yang harus ditangani, maka didirikanlah lembaga-lembaga otonom di lingkungan Pesantren Al-Mahalli, yaitu Madrasah Tsanawiyah Al-Mahalli, Lembaga kajian Pengembanga Islam dan Masyarakat (LeKPIM), Pos Kesehatan Pesantren (POSKESTREN), Koprasi Pondok Pesantren (KOPONTREN), Madrasah Dinyah, Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) dan Lembaga Dakwah yang semuanya memiliki fungsi dan segmen layanan yang berbeda-beda

Tujuan Pesantren Al-Mahalli
Berangkat dari Motto Pesantren Al-Mahalli, yaitu ayat 77 surat AlQoshos, “Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan oleh Allah kepadamu kebahagioaan negeri akhirat, namun janganlah kamu melupakan bagianmu dari kenikmatan duniawi dan berbuat baiklah kepada orang lainsebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu dan janganlah kamu berbuat kerusakan di muka bumi. sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.”
Maka pesantren ini didirikan dengan tujuan:
1. Menciptakan keder-kader ulama yang bertafaqquh fiddin.
2. Menghidupkan ajaran Rasul melalui kajian, penelitian ilmiah keagamaan serta pengalaman-pengalamannya.
3. Menciptakan komunitas muslim yang maslahah
4. Menciptakan kader umat yang mandiri melalui pendidikan ketrampilan.
5. Dakwah billisan wal hal melalui majlis taklim dan pengabdian pada Masyarakat